Ekonomi Teknik
BAB 4
4.1 ANALISIS INCREMENTAL
Analisis
incremental biasanya dinyatakan juga sebagai biaya diferensial, biaya marjinal,
atau biaya relevan. Analisis incremental ini fleksibel, dimana data dapat dihitung
dan disajikan untuk alternatif keputusan berdasarkan periode, seperti hari, minggu,
bulan atau tahun.
Analisis
incremental digunakan dalam pengambilan keputusan ketika jumlah dari alternatif
keputusan dan keadaan alam sangat besar. Penggunaan tabel payoff atau pohon
keputusan mungkin terlalu rumit untuk digunakan, sehingga dalam pengambilan
keputusan dilakukan pendekatan yang telah disederhanakan. Pendekatan
ini membantu pemimpin perusahaan
untuk melakukan sejumlah keputusan yang tepat
dalam waktu yang relatif singkat.
Analisis ini dapat digunakan dalam berbagai bidang, seperti bidang pemasaran
atau bidang produksi. Analisis incremental adalah cara pengambilan keputusan di
mana biaya operasional atau pendapatan dari satu alternatif dibandingkan dengan
alternatif lain. Alternatif keputusan terbaik adalah biaya operasional terkecil
atau pendapatan yang terbesar.
Analisis incremental dapat digunakan untuk
mengevaluasi alternatif-alternatif keputusan, seperti:
• Menyimpan atau mengganti barang
tertentu
• Membuat atau membeli sejumlah
barang tertentu
• Menjual sekarang atau memproses
barang lebih lanjut
• Menyewa ruangan lain atau
melanjutkan kegiatan
• Melanjutkan atau menghentikan
produksi
• Menerima atau menolak penawaran
khusus
• Perubahan jangka waktu kredit
• Membuka tempat baru
• Membeli atau menyewa, dan
lain-lain
Dalam
menganalisis perbedaan antara harapan kerugian menyediakan barang pertama dengan
tidak menyediakan barang
pertama, apabila penyediaan
barang pertama (first barang) mempunyai nilai harapan kerugian lebih
kecil daripada tidak menyediakan
barang pertama, kemudian
dilanjutkan dengan menggunakan
rumus incremental untuk barang kedua dan seterusnya. Apabila ternyata penyediaan barang ke-n mempunyai
nilai harapan kerugian
lebih besar daripada
tidak menyediakan barang
tersebut, persediaan optimal sudah tercapai dan analisis dihentikan.
Dalam
permasalahan persediaan sederhana, misalkan seorang produsen akan memesan barang
dari luar kota
dalam rentang waktu
yang telah ditentukan
dan barang yang telah
dipesan akan disimpan
dalam gudang penyimpanan.
Rentang waktu yang telah ditentukan
dapat dibuat dalam hari, minggu,
dan lain-lain. Harga pembelian setiap barang sebesar X dan barang tersebut akan
dijual sebesar Y. Apabila diakhir rentang waktu yang telah ditentukan terdapat
barang yang tidak terjual, maka
barang tersebut akan dijual
kembali sebesar Z. Permintaan barang
setiap rentang waktu yang telah
ditentukan berkisar a1 buah barang sampai an buah barang. Banyaknya rentang waktu yang dibutuhkan
untuk menjual setiap barang sebanyak b1 sampai bn. Probabilitas hasil penjualan p1 sampai setiap barang adalah banyaknya rentang waktu penjualan barang
Hasil perhitungan ditunjukkan dengan tabel
berikut
Penjualan Barang
(pcs)
|
Banyaknya Rentang
Waktu Penjualan
|
Probabilitas
|
A1
A2
:
An
|
B1
B2
:
Bn
|
P1
P2
:
Pn
|
JUMLAH
|
|
1
|
• Membuka tempat baru
• Membeli atau menyewa, dan lain-lain
PWbiaya = PWkeuntungan
Atau PWbiaya – PWkeuntungan = 0
Atau NPW = 0 (net present worth = 0 ).
Jika menggunakan EUAC:
EUAC = EUAB
atau EUAC – EUAB = 0
atau NAW (net annual worth) = 0
Contoh :
Pengendalian
material disuatu pabrik dilakukan secara manual. Biaya yang diperlukan
untuk gaji karyawan yang mengoperasikan
pengendalian material tersebut (termasuk gaji lembur, asuransi, biaya cuti dan
sebagainya) ditaksir tiap tahun Rp. 9.200.000.
Pengendalian secara manual ini
disebut alternatif A. Untuk menekan gaji karyawan yang cenderung meningkat,
pabrik tersebut ingin mengganti pengendalian material tersebut dengan otomatis
ingin mengganti pengendalian material tersebut dengan yang otomatis (alternatif
B) yang harganya adalah Rp. 15.000.000. Dengan menggunakan pengendalian
otomatis tersebut, gaji karyawan ditaksir akan berkurang menjadi
Rp. 3.300.000 tiap tahun. Biaya
pengoperasian yang terdiri atas biaya listrik, pemeliharaan dan pajak
masing-masing-masing tiap tahun adalah Rp. 400.000, Rp.1.100.000, dan Rp.
300.000. Jika pengendalian otomatis yang digunakan ada pajak ekstra sebesar Rp.
1.300.000 tiap tahun. Pengendalian otomatis tersebut dapat dipakai selama 10
tahun dengan nilai akhir nol. Jika suku bunga i = 9% (MARR), tentukan
alternatif mana yang dipilih. Pertama-tama dibuat terlebih dahulu tabel aliran
kas tersebut :
NPW = 0 = -15.000.000 + 2.800.000 (P/A, i%, 10)
Atau NAW = 0 = -15.000.000 (A/P, i%, 10) + 2.800.000
Dengan cara coba-coba diperoleh i = 13,3%.
Karena i = 13,3% > 9% maka pilih alternatif B karena
lebih ekonomis.
Jika digunakan perhitungan EUAC maka diperoleh :
EUAC (A) = Rp. 9.200.000
EUAC (B) = 15.000.000 (A/P, 9%, 10) + 3.300.000 + 400.000 +
1.100.000 + 300.000
+ 300.000
= Rp. 8.737.000.
Hasilnya konsisten dengan perhitungan PW, bahwa EUAC (B)
< EUAC (A).
4.2 BENEFIT COST RATIO
Benefit cost
ratio (B/C R) merupakan suatu analisa pemilihan proyek yang biasa dilakukan karena mudah, yaitu perbandingan
antara benefit dengan cost. Kalau nilainya < 1 maka proyek itu tidak
ekonomis, dan kalau > 1 berarti proiyek itu feasible. Kalau B/C ratio = 1
dikatakan proyek itu marginal (tidak rugi dan tidak untung).
Benefit dan cost tetap
Misalnya suatu pryek pengairan
mempunyai umur ekonomis 30 tahun, investasi awal pada
awal tahun pertama
adalah Rp 1
milyar sedang biaya
OP Rp 20 juta/tahun, keuntungan proyek adalah Rp
126 juta/tahun. Bunga bank 5 %, maka :
Biaya tahunan :
Bunga bank 5% Rp
50 juta
Depresiasi 30
tahun Rp
15 juta
OP Rp
20 juta
Total biaya tahunan Rp
85 juta
Benefit per tahun Rp
126 juta
B/C ratio = 126/85 = 1,48
Seperti pada contoh di atas, capital cost Rp 1 milyar,
annual benefit Rp 126 juta, annual OP Rp 20 juta.
Benefit dan cost tidak
tetap
Kalau
benefit dan cost tidak sama tiap tahunnya
maka analisa dilakukan bedasarkan nilai sekarang (present value) atau nilai
yang akan datang (future value) pada suatu waktu tertentu. Yang mempengaruhi nilai B/C ratio
adalah besarnya bunga bank. Semakin rendah nilai bunga bank semakin tinggi
nilai B/C ratio.
Kalau OP
dianggap sebagai yang mengurangi jumlah benefit tiap tahunnya, maka nilai
B/C ratio berubah. Misalnya pada bunga 5%, total biaya tahunan menjadi
Rp 65 juta dan benefit tahunan menjadi Rp 126 juta – Rp 20 juta = Rp106 juta
sehingga nilai B/C ratio menjadi 106/65 = 1,63
Kalau ratio dihitung
dengan tetap memperhitungkan biaya OP tahunan, maka disebut B/C ratio. Sedangkan kalau biaya OP dikurangkan
pada benefit maka disebut B/C* ratio. Jadi harus dijelaskan cara mana yang akan
dipakai.
Net benefit
Net benefit adalah
benefit dikurangi cost.
Untuk beneifit dan
cost yang konstan maka
net benefit tahunan
adalah selisih dari
kedua parameter ini, sedangkan untuk benefit dan cost yang
tidak konstan, selisih harus dihitung atas present value
atau future value
pada waktu yang
sama. Pengurangan benefit dengan biaya OP tidak mempengaruhi
net benefit. Sebagai contoh pada bunga 5
% benefit dikurangi OP = Rp 106
juta sedang biaya tahunan Rp 65 juta maka net benefit = Rp 106 juta – Rp 65
juta = Rp 41 juta sama kalau benefit tahunan tidak dikurangi dengan biaya OP
tahunan, yaitu Rp 126 juta – Rp 85 juta = Rp 41 juta.
Benefit Cost
Ratio Analysis merupakan teknik analisa dalam mengetahui nilai manfaat dari
sebuah proyek yang akan dijalankan. Yakni membandingkan antara nilai manfaat
dengan nilai investasi/ modal.
PW of Benefit – PW of Cost ≥ 0 atau EUAB – EUAC ≥ 0
Contoh:
Perusahaan mencoba melakukan modifikasi terhadap alat berat untuk me-reduce pengeluaran dengan mengganti komponen alat X dan komponen alat Y. Biaya penginstalan masing-masing $1.000 dan umur manfaat sampai 5 tahun dan diakhir tahun tidak mempunyai nilai sisa. Komponen alat X menghemat $300 pertahunnya dan komponen Y menghemat $400 di tahun pertama dan menurun $50 di tahun berikutnya. Jika suku bunga 7% komponen mana yang akan di beli perusahaan?
Perusahaan mencoba melakukan modifikasi terhadap alat berat untuk me-reduce pengeluaran dengan mengganti komponen alat X dan komponen alat Y. Biaya penginstalan masing-masing $1.000 dan umur manfaat sampai 5 tahun dan diakhir tahun tidak mempunyai nilai sisa. Komponen alat X menghemat $300 pertahunnya dan komponen Y menghemat $400 di tahun pertama dan menurun $50 di tahun berikutnya. Jika suku bunga 7% komponen mana yang akan di beli perusahaan?
Penyelesaian:
Komponen X:
PW of cost = $1.000
PW of Benefit = 300 (P/A,7%,5) = 300 (4,100) = $ 1230
B/C = PW of Benefit / PW of Cost = 1230 / 1000 = 1,23
Komponen Y:
PW of cost = $1.000
PW of Benefit = 400 (P/A,7%,5) – 50 (P/G,7%,5) = 400 (4,100) – 50 (7,647)
Komponen X:
PW of cost = $1.000
PW of Benefit = 300 (P/A,7%,5) = 300 (4,100) = $ 1230
B/C = PW of Benefit / PW of Cost = 1230 / 1000 = 1,23
Komponen Y:
PW of cost = $1.000
PW of Benefit = 400 (P/A,7%,5) – 50 (P/G,7%,5) = 400 (4,100) – 50 (7,647)
= 1640 – 382
= $ 1258
B/C = PW of Benefit / PW of Cost = 1258 / 1000 = 1,26
Maksimal B/C, pilih komponen Y
B/C = PW of Benefit / PW of Cost = 1258 / 1000 = 1,26
Maksimal B/C, pilih komponen Y
4.3 ANALISA PAYBACK PERIOD
Periode pengembalian – payback period
Periode “Payback” menunjukkan berapa
lama (dalam beberapa tahun) suatu investasi akan bisa kembali. Periode “Payback” menunjukkan
perbandingan antara “initial investment” dengan aliran kas tahunan,
dengan rumus umu sebagai berikut :
Payback Period = Nilai Investasi
Proceed
Apabila periode payback kurang
dari suatu periode yang telah ditentukan proyek tersebut diterima, apabila
tidak proyek tersebut ditolak. Jangka waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan
nilai investasi melalui penerimaan – penerimaan yang dihasilkan oleh proyek
investasi tersebut juga untuk mengukur kecepatan kembalinya dana investasi.
Kebaikan Payback Method
- Digunakan untuk mengetahui jangka waktu yang diperlukan untuk pengembalian investasi dengan resiko yang besar dan sulit.
- Dapat digunakan untuk menilai dua proyek investasi yang mempunyai rate of returndan resiko yang sama, sehingga dapat dipilih investasi yang jangka waktu pengembaliannya cepat.
- Cukup sederhana untuk memilih usul-usul investasi.
Kelemahan Payback Method
- Tidak memperhatikan nilai
waktu dari uang.
- Tidak memperhitungkan nilai
sisa dari investasi.
- Tidak memperhatikan arus kas setelah periode pengembalian tercapai.
Rumus periode pengembalian jika arus kas per tahun
jumlahnya berbeda :
Payback Period = n + a –
b x 1 tahun
c
– b
n = Tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih belum bisa
menutup investasi awal
a = Jumlah investasi mula-mula
b = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke – n
c = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n + 1
Rumus periode pengembalian jika arus kas per tahun
jumlahnya sama :
Payback Period = Investasi awal x 1 tahun
Arus kas
· Periode pengembalian lebih cepat : layak
· Periode pengembalian lebih lama : tidak layak
· Jika usulan proyek
investasi lebih dari satu maka periode pengembalian yang lebih cepat yang
dipilih
Contoh kasus arus kas setiap tahun jumlahnya
berbeda
Suatu usulan proyek investasi
senilai Rp. 600 juta dengan umur ekonomis 5 tahun, Syarat periode pengembalian
2 tahun, dengan tingkat bunga 12% per tahun, dan arus kas pertahun adalah :
· Tahun 1 RP. 300 juta
· Tahun 2 Rp. 250 juta
· Tahun 3 Rp. 200 juta
· Tahun 4 Rp. 150 juta
· Tahun 5 Rp. 100 juta
Arus kas dan arus kas kumulatif
Tahun
|
Arus kas
|
Arus kas kumulatif
|
1
|
300.000.000
|
300.000.000
|
2
|
250.000.000
|
550.000.000
|
3
|
200.000.000
|
750.000.000
|
4
|
150.000.000
|
900.000.000
|
5
|
100.000.000
|
1.000.000.000
|
Payback Period = n + a – b x 1 tahun
c – b
= 2 + Rp 600jt – Rp 550jt x 1 tahun
Rp 750jt – Rp 550jt
= 2,25 tahun atau 2 tahun 3 bulan
4.4 BREAK EVENT POINT
Break Even
point atau BEP (titik impas) adalah suatu kondisi dimana jumlah pendapatan dan
jumlah pengeluaran adalah seimbang, sehingga tidak terdapat kerugian atau
keuntungan. Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya
menggunakan biaya tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya
tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan hanya cukup untuk menutup biaya
variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita kerugian. Dan
sebaliknya akan memperoleh memperoleh keuntungan, bila penjualan melebihi biaya
variabel dan biaya tetap yang harus di keluarkan.
Manfaat BEP
Analisis Break
even secara umum dapat memberikan informasi kepada pimpinan, bagaimana pola
hubungan antara volume penjualan, cost/biaya, dan tingkat keuntungan yang akan
diperoleh pada level penjualan tertentu. Analisis break even dapat membantu
pimpinan dalm mengambil keputusan mengenaihal-hal sebagai berikut:
- Jumlah penjualan minimalyang harus dipertahankanagar perusahaan tidak mengalami kerugian.
- Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu.
- Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi.
4.
Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual,
biaya dan volume penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh.
Menurut Sutrisno analisa Break Even dapat digunakan untuk membantu menetapkan sasaran tujuan perusahaan, kegunaan bagi menejemen antara lain :
- Sebagai
dasar atau landasan merencanakan kegiatan operasional dalam usaha mencapai
laba tertentu
- Sebagai
dasar atau landasan untuk mengendalikan kegiatan operasi yang sedang
berjalan yaitu alat untuk pencocokan antara realisasi dengan angka-angka
dalam perhitungan Break Even atau dalam gambar Break Even .
- Sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan harga jual yaitu setelah diketahui hasil perhitungan menurut hasil analisa Break Even dan laba yang ditargetkan.
- Sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang harus dilakukan seorang manager suatu perusahaan.
Manfaat Break
Even Point dari berbagai segi seperti keuangan, kuantitas yang diproduksi,
perubahan harga penjualan, dan dari segi laba adalah sebagai berikut :
- BEP bermanfaat bagi perusahaan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan
- BEP bermanfaat bagi perusahaan untuk menentukan jumlah peralatan dalam rupiah atau unit yang akan dihasilkan perusahaan agar tidak rugi dan tidak untung.
- BEP bermanfaat untuk menargetkan perusahaan harga penjualan dan peralatan.
- BEP bermanfaat untuk mengetahui jumlah biaya tetap dan variabel serta hubungan pendapatan total pada tingkat produksi.
Contoh :
Andaikan bahwa diperlukan motor
bertenaga 20 TK untuk memompa air dari suatu sumber air. Banyak jam beroperasi
(jam motor bekerja) tiap tahun tergantung pada t ingi curah hujan (jadi
merupakan suatu variabel). Motor tersebut diperlukan untuk jangka waktu 4
tahun. Untuk penyediaan motor tersebut telah diusulkan 2 alternatif.
Alternatif A memerlukan biaya
awal untuk pembelian motor listrik yang bekerja secara otomatis dengan harga Rp
1.400.000 dan nilai akhirnya pada akhir tahun keempat ditaksir Rp 200.000.
Biaya pengoperasian tiap jam Rp 840, dan biaya pemeliharaan tiap tahun ditksir
Rp 120.000. Alternatif B memerlukan biaya awal untuk pembelian motor gaselin Rp
550.000 dan nilai akhir nol pada akhir periode tahun keempat.
Biaya bahan bakar untuk tiap jam
operasi ditaksir Rp 420 ; biaya pemeliharaan ditaksir Rp 150 tiap jam dan biaya
operator tiap jam Rp 800. Akan ditentukan berapa jam tiap tahun kedua motor
tersebut beroperasi agar biaya kedua altenatif tersebut sama. Gunakan i (MARR)
10 %
Penyelesaian :
Misal TCA = total EUAC (A)
CRA =
Capital recovery cost alternatif A
= (1.400.000 –
200.000) (A/P,10%,4) + 200.000 (0,10) = 399.000
MA =
biaya pemeliharaan tiap tahun untuk alternatif A
= Rp. 120.000
CA
= biaya pengoperasian tiap jam = Rp
840
t
= jumlah jam operasi tiap tahun
Maka
TCA = CRA + MA + CA t
TCB
= total FUAC (B)
CRB
= Capital
recovery cost alternatif B
= Rp. 550.000 (A/P, 10%, 4) = Rp.
174.000
HB
= biaya t iap jam dar i penggunaan
gaselin + operator + pemeliharaan
= Rp 420 + Rp 800 + Rp 150 = Rp
1370
t
= jumlah jam operasi tiap tahun.
Maka TCB = CRB + Ht.
Untuk
mendapatkan titik impas adalah dengan menyelesaikan t dari persamaan.
TCA = TCB
atau CRA
+ MA + CAt = CRB + HBt
diperoleh:
Jadi kedua motor tersebut sama ekonomisnya jika kedua motor
tersebut beroperasi selama 651 jam dalam setahun. Jika digunakan kurang dari
651 jam maka motor gasolin lebih ekonomis dan jika digunakan lebih da r i 651
jam motor listrik lebih ekonomis. Gambar ini menunjukkan total biaya tiap tahun
sebagai fungsi dari banyaknya jam bekerja tiap tahun.
Perbedaan biaya tahunn antara kedua alternatif tersebut
untuk sembarang jam operasi tertentu dapat dihitung sebagai berikut :
Misalnya kedua motor dioperasikan 100 jam tiap tahun maka :
TC = TCA – TCB
= CRA + MA + CAt – CRB – HBt
= 399.000 + 120.000 + 100 (0,84) – 174 – 100 (1,37)
= Rp. 292.000
4.5 ANALASIS SENSIVITAS
Nilai-nilai
parameter dalam studi ekonomi teknik biasanya diestimasikan besarnya, akibatnya
nilai-nilai tersebut mempunyai factor kesalahan. Mungkin lebih besar atau lebih
kecil dari hasil estimasi yang diperoleh atau berubah pada saat-saat tertentu.
Perubahan yang terjadi pada nilai-nilai parameter akan mengakibatkan perubahan
pada hasil yang ditunjukkan oleh suatu alternative investasi. Perubahan ini memungkinkan
keputusan akan berubah dari satu alternative ke alternative yang lain. Apabila
berubahnya factor-faktor atau parameter-parameter tersebut mengakibatkan berubahnya
suatu keputusan, maka keputusan tersebut dikatakan sensitive terhadap perubahan
nilai parameter atau factor tersebut. Untuk mengetahui seberapa sensitive suatu
keputusan terhadap perubahan faktora atau parameter yang mempengaruhinya maka
setiap pengambilan keputusan seharusnya disertai dengan analisa sensitivitas.
Analisa sensitivitas akan memberikan gambaran sejauh mana suatu keputusan akan
konsisten meskipun terjadi perubahan factor-faktor
atau parameter-parameter yang mempengaruhinya. Analisa
sensitivitas dilakukan dengan mengubah nilai suatu parameter pada suatu saat
untuk selanjutnya dilihat bagaimana pengaruhnya terhadap akseptabilitas suatu alternative
investasi. Parameter-parameter yang biasanya berubah dan perubahannya dapat
mempengaruhi keputusan adalah biaya investasi, aliran kas, nilai sisa, tingkat bunga,
tingkat pajak, dan sebagainya.
Analisis sensitivitas merupakan
analisis yang berkaitan dengan perubahan diskrit parameter untuk melihat berapa
besar perubahan dapat ditolerir sebelum solusi optimum mulai kehilangan
optimalitasnya. Jika suatu perubahan kecil dalam parameter menyebabkan perubahan
drastis dalam solusi, dikatakan bahwa solusi sangat sensitive terhadap nilai
parameter tersebut. Sebaliknya, jika perubahan parameter tidak mempunyai
pengaruh besar terhadap solusi dikatakan solusi relative insensitive terhadap
nilai parameter itu.
Dalam
membicarakan analisis sensitivitas, perubahan-perubahan parameter dikelompokan
menjadi:
1. Perubahan
koefisien fungsi tujuan
2. Perubahan konstan sisi kanan
3. Perubahan batasan atau kendala
4. Penambahan variable baru
5. Penambahan batasan atau kendala baru.
2. Perubahan konstan sisi kanan
3. Perubahan batasan atau kendala
4. Penambahan variable baru
5. Penambahan batasan atau kendala baru.
BAB 5
5.1 DEPRESIASI
Depresiasi atau penyusutan modal
adalah suatu komponen yang penting dalam analisis ekonomi teknik, terutama
dalam analisis yang berkaitan dengan pajak dan pengaruh inflasi (after tax and
inflation analysis). Secara umum depresiasi dapat didefinisikan sebagai
berkurangnya nilai suatu asset (yang dapat berupa mesin-mesin, bangunan gedung
dll) sesuai dengan waktu. Depresiasi secara umum dapat digolongkan dalam 2
kelompok, yaitu:
1.Depresiasi yang disebabkan antara lain mesin-mesin atau peralatan-peralatan yang digunakan semakin tua sehingga kemanpuannya berkurang (physical degradation).
2.Depresiasi yang disebabkan antara lain karena semakin majunya perkembangan teknologi, sehingga diperlukan mesin-mesin atau peralatan-peralatan baru yang lebih efisien dan ekonomis daripada yang dipakai sekarang atau karena adanya perubahan demand di masya r akat baik dari segi kualitas maupun kuantitas sehingga diperlukan tambahan mesin-mesin dan peralatan-peralatan baru (functional depreciation).
Untuk memahami konsep depresiasi bukanlah suatu hal yang mudah, karena disini memuat 2 pengertian yang harus dipertimbangakan. Yang pertama, yaitu depresiasi nilai asset yang sebanarnya sesuai dengan waktu dan yang kedua (yang penting dalam ekonomi teknik) yaitu bagaimana mengalokasikan depresiasi (accounting depreciation) nilai asset tersebut.
Dalam mengalokasikan depresiasi nilai asset ada 2 hal yang dipertimbangkan yaitu:
-Untuk menjamin bahwa asset yang diinvestasikan dapat diperoleh kembali selama umur ekonomisnya:
-Untuk menjamin bahwa asset yang. diinvestasikan diperhitungkan sebagai biaya produksi, sehingga berkaitan dengan pajak.
Untuk menghitung depresiasi, ada 3 komponen utama yang digunakan, yaitu : nilai asset (P), umur teknis(n), dan nilai akhir (S). Metode depresiasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Metode yang bertujuan untuk mengalokasikan depresiasi yang lebih besar pada awal umur teknis daripada akhir umur teknis. Metode yang digunakan antara lain: declining balance depreciation accounting, dan Sum of Years digits depreciation accounting (SOYD).
Metode yang bertujuan untuk mengalokasikan depresiasi secara merata selama umur teknis. Metode yang digunakan adalah straight line depreciation accounting.
Metode yang bertujuan untuk mengalokasikan depresiasi yang lebih besar pada akhir umur teknis daripada awal umur teknis. Metode yang digunakan adalah sinking – fund depreciation accounting.
Straight line depreciation accounting
Besarnya depresiasi pada tahun ke t dengan metode ini
diberikan oleh rumus :
dimana d adalah laju depresiasi.
Contoh 1 :
Misal P = Rp. 10.000.000, S = 1.000.000 dan n = 5 tahun
BVt adalah nilai buku pada tahun ke t yang besarnya adalah BVt -1 - Dt, dimana BV0 = P, dan dapat dibuktikan bahwa:
DECLINING – BALANCE Depreciation Accounting
Dalam metode ini besarnya depresiasi pada awal-awal tahun pemakaian lebih besar dari pada akhir tahun pemakaian. Karena diharapkan misalnya mesin-mesin yang baru dapat memeberikan produktivitas yang lebih tinggi pada awal pemakainnya daripada akhir pemakaiannya. Dalam metode ini, untuk laju depresiasi tertentu, besarnya depresiasi adalah perkalian laju depresiasi dengan nilai buku pada periode bersangkutan.
Contoh 2 :
Lihat kembali contoh 1.
Misal digunakan laju depresiasi 40%.
Konstanta k biasanya adalah 1,25 ; 1,5 ; 2,0. Jika k = 2 seperti contoh 2. disebut double declining balance depreciation.
Besarnya depresiasi pada tahun ke t adalah :
Dt = dr (BVt-1)
Dan BVt-1 = P (1- dr)t-1
Sum of Years digits (SOYD) depreciation accounting
Metode ini berdasarkan jumlah bilangan tahun, dimana nilai suatu asset berkurang sebanding dengan unit tahunnya.
Contoh 3:
Lihat kembali contoh 1.
Jumlah unit tahun = 1 + 2 + 3 + 4 + 5 = 15
Sinking – fund depreciation accounting
Dalam metode ini di andaikan nilai dari asset berkurang pada saat laju depresiasi bertambah.
Contoh 4:
Lihat kembali contoh 8.1 dan digunakan sinking fund 6 %. Sinking fund depreciation pada tahun :
Pertama : (10.000.000 – 1.000.000) (A/F, 6%, 5) = 1.596.600
Kedua : 1.596.600 + 0,06 (1.596.600) = 1.692.390
Ketiga : 1.692.390 + 0,06 (1.692.390) = 1.793.940
Keempat : 1.793.940 + 0,06 (1.793.940) = 1.901.580
Kelima : 1.901.580 + 0,06 (1.901.580) = 2.015.670
Secara umum :
Dt = (P-S) (A/F, i%, n) + i (P-S) (A/F, i%, n) (F/A, i , t-1)
Setelah disederhanakan diperoleh :
Dt = (P-S) (A/F, i, n) (F/P, i, t-1)
BVt = P-(P-F) (A/F, i, n) (F/A, i, t)
Contoh Soal :
Suatu investasi pada peralatan seharga Rp. 36.000.000 diharapkan dapat menghemat pengeluaran perusahaan sebesar Rp. 8.900.000 tiap tahun untuk selama 8 tahun dan ditaksir nilai akhirnya sama dengan nol pada akhir tahun ke 8. Dengan menggunakan pajak pendapatan (income tax rate) sebesar 48 %, hitung rate of return investasi tersebut dengan menggunakan kondisi-kondisi berikut :
Sebelum pajak pendapatan (before income tax).
Setelah pajak pendapatan dengan menggunakan straight line depreciation.
Setelah pajak pendapatan dengan SOYD.
Setelah pajak pendapatan dengan menggunakan double rate declining balance depreciationuntuk 4 tahun pertama dan 4 tahun berikutnya digunakan straight line depreciation.
Setelah pajak pendapatan dengan SOYD dan ITC (investuen tax credit) sebesar 10% diterapkan langsung.
Setelah pajak pendapatan dengan mengadaikan semua investasi dihapuskan untuk tujuan pajak.
Setelah pajak pendapatan dengan menggunakan depresiasi ACRS (accelerated cost recovery system), lihat Tabel (apendik) dan ITC sebesar 10 % diterapkan langsung.
Setelah pajak pendapatan dengan mengandaikan investasi dihapuskan sebesar 20 % tiap tahun untuk 5 tahun dan ITC sebesar 10 % diterapkan langsung.
Setelah pajak pendapatan dengan menggunakan depresiasi ACRS untuk 5 tahun mulai 1986 dan ITC sebesar 10 % diterapkan langsung.
Penyelesainnya :
a. Sebelum pajak
NPW = 0 = – 36.000.000 + 8.900.000 (P/A. i %, 8)
Dengan cara interpolasi (trial and error) diperoleh i = 18,3 %.
b. Dt = (P-S)/n = 36.000.000 / 8 = 4.500.000
Dibuat terlebih dahulu aliran kasnya :
NPW = 0 = – 36.000.000 + 6.778.000 (P/A, i %, n)
Dengan interpolasi diperoleh i = 10,2 %.
c. Setelah pajak pendapatan dengan SOYD :
NPW = 0 = – 36.000.000 + 8.468.000 (P/A, i %, 8) – 480.000 (P/G, i %, 8)
Dengan interpolasi diperoleh i = 11,2 %.
d. dr = 2 / n= 0,25
Dihitung terlebih dahulu depresiasinya dengan double rate declining balance depreciation untuk 4 tahun pertama.
BV0 = 36.000.000, D1 = dr BV0 = 0,25 (36.000.000) = 9.000.000
BV1 = P (1 – dr) = 36.000.000 (1 – 0,25) = 27.000.000, D2 = dr BV1 = 0,25 (27.000.000) = 6.750.000
BV2 = P (1 – dr2) = 36.000.000 (1-0,25)2 = 20.250.000
d3 = 0,25 BV2 = 50.625.500
BV3 = 36.000.000 (1-0,25)3 = 15.187.500
D4 = 0,25 BV3 = 3.797.000
BV4 = 36.000.000 (1-0,25)4 = 11.390.500
BV4 = merupakan P untuk straight line depretation, yaitu :
Dt = (11.390.500 – 0) / 4= 2.848.000, untuk t = 5, 6, 7, 8.
NPW = 0 = – 36.000.000 + 5.995.000 (P/A, i %, 8) + CFt – 5.995.000) (P/F, i %, t)
Dengan interpolasi diperoleh i = 11,1 %.
e.
ITC = 10 % (36.000.000) = 3.600.000
NPW = 0 = – 32.000.000 + 8.468.000 (P/A, i %, n) – 480.000 (P/G, i %, 8)
Dengan interpolasi diperoleh i = 14,6 %.
f.
g. dari tabel di atas :
Depresiasi pada tahun Pertama = 0,15 (36.000.000) = 5.400.000
Kedua = 0,22 (36.000.000) = 7.920.000
Ketiga = 0,21 (36.000.000) = 7.560.000
Keempat = 0,21 (36.000.000) = 7.560.000
Kelima = 0,21 (36.000.000) = 7.560.000
Dengan interpolasi diperoleh i = 14,7 %
Besarnya depresiasi pada Tahun pertama = 20 % (36.000.000) = 7.200.000
Tahun kedua = 32 % (36.000.000) = 11.520.000
Tahun ketiga = 24 % (36.000.000) = 8.640.000
Tahun keempat = 16 % (36.000.000) = 5.760.000
Tahun kelima = 8 % (36.000.000) = 2.880.000
Dengan interpolasi diperoleh i = 15,6 %.
BAB 5
5.2 UMUR
EKONOMIS
Umur ekonomis adaah depresiasi atau penyusutan
dalam akutansi adalah penyebaran biaya asal suatu aktiva tetap (bangunan, alat,
komputer, dll) selama umur perkiraannya. Penerapan depresiasi akan mempengaruhi
laporan keuangan, termasuk penghasilan kena pajak suatu perusahaan. Metode yang
paling mudah dan paling sering digunakan untuk menghitung penyusutan adalah
metode penyusutan garis lurus (straight-line depreciation). Tapi selain itu,
ada pula metode penghitungan lain yang bisa juga digunakan, seperti metode
penyusutan dipercepat, penyusutan jumlah angka tahun, dan saldo menurun ganda. Umur
ekonomi menurut kegunaannya dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
1. Umur ekonomi aset baru
Umur
ekonomi aset akan meminimasi ekuivalen biaya tahunan seragam (equivalent
uniform annual cost – EUAC) kepemilikan dan pengoperasian aset. Sangat penting
untuk mengetahui umur ekonomi aset baru (penantang) berdasarkan prinsip bahwa
aset baru dan aset lama harus dibandingkan berdasarkan umur ekonomi (optimum) mereka.
MENENTUKAN
UMUR EKONOMI ASET BARU (PENANTANG)
Sangat
penting mengetahui umur ekonomi, EUAC minimum dan total biaya tahun demi tahun
atau biaya tambahan untuk aset baru maupun aset lama sehingga keduanya dapat
dibandingkan berdasarkan evaluasi terhadap umur ekonomi dan biaya yang paling
hemat keduanya.Untuk sebuah aset baru, umur ekonominya dapat dihitung jika
investasi modal,biaya tahunan dan nilai pasar per tahun diketahui atau dapat
diestimasi.
Analisis
sebelum pajak :
PWk (i%) = I – MVk (P/F,i%,k) + SEj (P/F,i%,j)
TCk (i%) = MVk-1 – MVk + iMVk-1 + Ek
Contoh
Sebuah truk forklift baru akan memerlukan investasi sebesar
$20.000 dan diharapkan memiliki nilai pasar akhir tahun serta biaya tahunan
seperti diperlihatkan pada tabel dibawah ini. Jika MARR sebelum pajak adalah
10% per tahun, berapa lama aset tersebut harus dipertahankan kegunaannya?
tahun,k
|
Biaya penggunaan pada tahun, k
|
EUAC tahun k
|
||||
(2)MV, akhir tahun, k
|
(3)Penyusutan aktual selama tahun, k
|
(4)Biaya modal = 10% dari MV awal tahun
|
(5)Biaya tahunan (Ek)
|
(6) = (3)+(4)+(5)Total biaya (marginal)
tahun k (TCk)
|
(7)EUACk=[STCj(P/F,10%,j)](A/P,10%,k)
|
|
0
|
$20.000
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1
|
15.000
|
$5.000=20.000-15.000
|
$2.000= 20.000×0,1
|
$2.000
|
$9.000
|
$9.000
|
2
|
11.250
|
3.750=15.000-11.250
|
1.500= 15.000×0,1
|
3.000
|
8.250
|
8.643
|
3
|
8.500
|
2.750=11.250-8500
|
1.125=11.250×0,1
|
4.620
|
8.495
|
8.600® EUAC minimum (N*=3)
|
4
|
6.500
|
2.000=8500-6500
|
850=8500×0,1
|
8.000
|
10.850
|
9.082
|
5
|
4.750
|
1.750=6500-4750
|
650=6.500×0,1
|
12.000
|
14.400
|
9.965
|
Asumsi : semua arus kas terjadi pada setiap akhir tahun.
Kolom 3 : Penyusutan aktual untuk setiap tahun adalah
perbedaan antara nilai pasar awal dan akhir tahun. Penyusutan untuk masalah ini
tidak dihitung berdasarkan metode formal namun didasarkan pada hasil kekuatan
ekspektasi pasar.
Kolom 4 : Opportunity cost
modal pada tahun k adalah 10% dari modal yang tidak direcover (diinvestasikan
dalam aset) pada awal masing-masing tahun.
Kolom 7 : Equivalent uniform annual cost (EUAC) yang akan
timbul setiap tahun jika aset tersebut dipertahankan penggunaannya sampai tahun
k, dan selanjutnya digantikan pada akhir tahun. EUAC minimum terjadi pada akhir
tahun N*. ® Pada aset disini memiliki EUAC minimum jika dipertahankan
kegunaannya hanya selama tiga tahun (yaitu N*=3).
EUAC2 (10%) = $20.000(A/P,10%,2)-$11.250(A/F,10%,2) +
[$2.000(P/F,10%,1) + $3.000(P/F,10%,2)](A/P,10%,2)
= $8.643
2. Umur ekonomi
aset lama
Pembandingan aset baru dengan lama harus dilakukan secara
hati-hati karena melibatkan umur yang berbeda. Aset lama harus dianggap
memiliki umur lebih lama dibanding umur ekonomi sebenarnya sepanjang biaya
marginalnya kurang dari EUAC minimum aset baru.
MENENTUKAN
UMUR EKONOMI ASET LAMA
Jika tidak ada MV aset lama saat ini atau nanti (dan tidak
ada pengeluaran untuk perbaikan) dan jika biaya operasi aset lama diperkirakan
akan meningkat setiap tahun, maka sisa umur ekonomi yang menghasilkan EUAC
paling kecil akan satu tahun.
Jika MV lebih besar dari nol dan diharapkan menurun dari
tahun ke tahun, maka perlu dilakukan perhitungan sisa umur ekonomi. Penundaan
(postponement) umumnya diartikan sebagai penundaan keputusan mengenai kapan
akan melakukan penggantian, bukan mengenai keputusan untuk menunda penggantian
sampai tanggal masa datang tertentu.
Contoh
Misalnya ingin diketahui berapa lama sebuah truk forklift
harus dipertahankan kegunaannya sebelum diganti dengan truk forklift baru yang
data-datanya diberikan pada contoh 3. Truk lama dalam kasus ini sudah berusia
dua tahun, yang dibeli dengan biaya $13.000 dan memiliki MV yang dapat dicapai
saat ini (realizable MV) sebesar $5.000. Jika dipertahankan, nilai pasar dan
biaya tahunannya diperkirakan akan seperti berikut :
Akhir tahun k
|
MV akhir tahun k
|
Biaya tahunan, Ek
|
1
|
$4.000
|
$5.500
|
2
|
3.000
|
6.600
|
3
|
2.000
|
7.800
|
4
|
1.000
|
8.800
|
Tentukan periode paling ekonomis untuk tetap mempertahankan
aset lama sebelum menggantinya dengan aset pengganti yang ada pada contoh 3.
Biaya modal adalah 10% per tahun.\
Jawaban :
Penentuan umur ekonomi aset lama
(1)Akhir tahun, k
|
(2)Penyusutan aktual selama tahun k
|
(3)Biaya modal = 10% dari MV awal tahun (*)
|
(4)Biaya tahunan (Ek)
|
(5)Total biaya (marjinal) atau tahun (TCi)
|
=(2)+(3)+(4)(6)EUAC sampai tahun
k1$1.000$500$5.500$7.000$7.00021.0004006.6008.0007.47431.0003007.8009.1007.96641.0002008.80010.0008.406
(*) tahun satu berdasarkan MV yang dapat dicapai sebesar
$5.000
Perhatikan bahwa EUAC minimum sebesar
$7.000 berkaitan denganmempertahankan aset lama satu tahun lagi. Namun, biaya
marjinal mempertahankan truk untuk tahun kedua adalah sebesar $8.000, yang
masih tetap lebih kecil dari EUAC minimum aset pengganti (yaitu $8.600 dari
contoh 3). Biaya marjinal untuk mempertahankan aset lama pada tahun ketiga dan
tahun selanjutnya lebih besar dari $8.600 EUAC minimum truk baru. Berdasarkan
data yang ada saat ini, paling ekonomis untuk mempertahankan aset lama selama
dua tahun lagi dan selanjutnya menggantinya dengan aset baru.
PERBANDINGAN KETIKA MASA MANFAAT
ASET LAMA BERBEDA DENGAN ASET PENGGANTI
Situasi ketiga terjadi ketika
masa manfaat aset pengganti terbaik dan aset lama diketahui, atau dapat
diestimasi, namun tidak memiliki nilai yang sama.
Ketika asumsi berulangan
(repeatability) tidak dapat diterapkan, asumsi berakhir bersamaan
(coterminated) dapat digunakan; asumsi ini menggunakan periode studi terbatas
untuk semua alternatif. Jika pengaruh inflasi akan dilibatkan dalam analisis
penggantian, dianjurkan untuk menggunakan asumsi coterminated.
Contoh
Andaikan kita dihadapkan pada
masalah penggantian yang sama dengan contoh di atas, kecuali bahwa periode masa
manfaat yang dibutuhkan adalah (a) tiga tahun atau (b) empat tahun. Artinya,
periode analisis terbatas dengan menggunakan asumsi coterminated digunakan.
Untuk setiap kasus tersebut, alternatif mana yang harus dipilih?
Jawaban :
(a) Untuk perencanaan tiga tahun, secara intuitif
kita akan berpikir apakah aset lama harus dipertahankan tiga tahun lagi ataukah
harus segera diganti dengan aset baru untuk digunakan tiga tahun kemudian. EUAC
aset lama untuk tiga tahun adalah $7.966 dan EUAC aset baru untuk tiga tahun
adalah $8.600. Berdasarkan hal ini, aset lama akan dipertahankan selama tiga
tahun. Namun, ini tidaklah tepat. Dengan memfokuskan pada kolom “total biaya
(marginal)”, kita dapat melihat bahwa aset lama memiliki biaya paling rendah
pada dua tahun pertama, tetapi pada tahun ketiga aset lama ini memiliki biaya
sebesar $9.100; sedangkan biaya tahun pertama aset pengganti adalah $9.000.
Dengan demikian, akan lebih ekonomis untuk mengganti aset lama setelah tahun
kedua. Kesimpulan ini dapat dibuktikan dengan menghitung semua kemungkinan
penggantian dan biayanya yang terkait, untuk selanjutnya menghitung EUAC
masing-masing.
(b) Untuk rentang perencanaan empat tahun,
alternatif-alternatif tersebut beserta biaya-biayanya yang terkait untuk
masing-masing tahun dan EUACnya ada dalam tabel dibawah ini
Penentuan kapan untuk mengganti aset lama
dengan rentang rencana empat tahun
Pertahankan aset lama untuk
|
Pertahankan aset baru untuk
|
Biaya total (marjinal) untuk setiap tahun
|
EUAC pada 10% untuk 4 tahun
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
0 tahun
|
4 tahun
|
-$9.000
|
-$8.250
|
-$8.495
|
-$10.850
|
-$9.082
|
1
|
3
|
-7.000
|
-9.000
|
-8.250
|
-8.495
|
-8.301
|
2
|
2
|
-7.000
|
-8.000
|
-9.000
|
-8.250
|
-8.005 ® negatif terkecil
|
3
|
1
|
-7.000
|
-8.000
|
-9.100
|
-9.000
|
-8.190
|
4
|
0
|
-7.000
|
-8.000
|
-9.100
|
10.000
|
-8.406
|
Jadi, alternatif paling ekonomis adalah
mempertahankan aset lama selama dua tahun lagi kemudian menggantinya dengan
aset baru, untuk dipertahankan dua tahun kemudian. Jika analisis penggantian
melibatkan aset lama yang tidak dapat lagi digunakan akibat perubahan
teknologi, keharusan perbaikan, dst, maka pilihan diantara dua atau lebih
alternatif harus dibuat.
Contoh
Sebuah robot digunakan dalam sebuah
laboratorium komersial untuk menangani sampel keramik yang ditempatkan dalam
ruang bertemperatur tinggi yang merupakan bagian dari sebuah prosedur
pengujian. Karena adanya perubahan kebutuhan konsumen, robot tersebut tidak
akan dapat memenuhi persyaratan kebutuhan masa datang. Sedangkan di masa datang
akan diperlukan pengujian sampel material keramik yang lebih besar, juga dengan
temperatur yang makin tinggi. Kedua perubahan ini akan melebihi kemampuan
operasi robot yang ada saat ini.
Karena situasi ini, dua robot berteknologi
tinggi telah dipilih untuk dilakukan analisis ekonomi dan perbandingan diantara
keduanya. Estimasi berikut ini telah dikembangkan dari informasi yang diberikan
oleh beberapa pengguna robot-robot tersebut dan data-data yang diperoleh dari
pembuat robot tersebut. MARR sebelum pajak perusahaan adalah 25% per tahun.
Berdasarkan informasi ini, robot mana yang secara ekonomi lebih dipilih?
|
ROBOT
|
|
|
R1
|
R2
|
Investasi modal harga pembelian
|
-$38.200
|
-$51.000
|
Biaya pemasangan
|
-2.000
|
-5.500
|
Biaya tahunan
|
-1.400 dalam tahun 1, dan meningkat setelahnya pada tingkat 8%/tahun
|
-1.000 pada tahun 1, dan meningkat setelahnya pada $150/tahun
|
Masa manfaat (tahun)
|
6
|
110
|
Nilai pasar
|
-$1.500
|
+$7.000
|
Jawaban :
Asumsi berulangan (repeatability) dengan
metode AW digunakan dalam pembandingan kedua robot. Kedua robot tersebut, jika
terpilih, diharapkan dapat memberikan jasa yang diinginkan selama periode masa
manfaat totalnya. Demikian pula kedua robot paling mungkin akan diganti pada
akhir masa hidupnya dengan robot baru pengganti yang lebih baik. Ekuitas biaya
tahunan (annual equivalent cost) sebuah penantang baru pada saat itu harus
lebih kecil dari model R1 atau R2 dan harus memberikan jasa yang sama atau
lebih baik karena perkembangan teknologi yang terus berlanjut serta persaingan
diantara pembuat robot.
Estimasi biaya tahunan R1 adalah urutan kas
geometris dimulai tahun pertama. Convenience rateyang dibutuhkan untuk
menghitung PW urutan ini adalah
icr = (0,25-0,008)/1,08 = 0,1574 atau 15,74%.
Nilai sisa (salvage value) negatif (-$1.500)
menunjukkan biaya neto yang diharapkan untuk pelepasan aset pada akhir tahun
keenam.
AWR1(25%)
= – ($38.200 + $2.000) (A/P,25%,6) – ($1.400/1,08) (P/A,15,74%,6) – ($1.500)
(A/F,25%,6)
= -$15.382
Untuk model R2, AW selama masa manfaatnya
adalah
AW (25%)
= – ($51.000 + $5.500) (A/P,25%,10) – [$1.000(P/A,25%,10) +
$150(P/G,25%,10)] (A/P,25%,10) +$7.000(A/F,25%,10)
= -$17.035
Robot pengganti R1 secara ekonomis lebih
dipilih karena AW selama masa manfaatnya memiliki nilai negatif paling kecil
(-$15.382).
Berdasarkan konsep di atas, peran perhitungan
ekonomi sangatlah penting dalam segala bidang termasuk dalam pemiihan alat
rumah tanngga dan di dunia usaha maupun industri. Penting, di karenakan umur
ekonomis bisa berpengaruh dengan penghasilan produksi, laba, investasi dan
kemajuan dalam kegiatan ekonomi. Bisa dianalogikan umur ekonomis sebagai
pedoman peritungan dalam mengambl keputusan dalan hal kegiatan ekomnomi. Makin
kita memperhatikan masalah umur ekonomis, makin kecil kemungkinan kita
mengalami kerugian.
BAB 6
6.1 ANALISA REPLACEMENT
Sebuah keputusan seringkali
dihadapi oleh perusahaan atau oganisasi pemerintah, maupun oleh setiap individu
adalah apakah aset yang ada saat ini harus dihentikan dari penggunaanya dan
diganti dengan aset yang baru, atau diteruskan setelah dilakukan perbaikan.
Karena tekanan persaingan di era globalisasi yang terus berkembang, maka
kebutuhan akan kualitas barang dan jasa yang lebih baik, waktu tanggapan yang
lebih cepat, serta perubahan-perubahan yang lain, menyebabkan keputusan seperti
di atas makin sering terjadi.
Oleh karena itu, masalah replacement
memerlukan analisis yang tepat agar dapat diperoleh informasi yang dibutuhkan
untuk membuat keputusan logis yang dapat memperbaiki efisiensi operasi, serta
memperkokoh keberadaan perusahaan dalam menghadapi persaingan di era
globalisasi sekarang ini.
Dikenal istilah :
-Defender : peralatan / mesin yang ada
-Challenger : pengganti
Prinsip-prinsip dalam Replacement Analysis:
1.Pengeluaran-pengeluaran yang sudah lalu
tidak lagi relevan, tidak ditinjau lagi karena sudah lewat.
2.Yang ditinjau adalah : haga pasar (market
value) saat ini dan pengeluaran-pengeluaran / penerimaan-penerimaan yag akan
dating. Angka-angka yang digunakan mungkin saja berbeda dengan data waktu
membeli peralatan yang lama (defender).
SUMBER :
repository.upi.edu/operator/upload/s_mat_0706443_chapter3.pdf
No comments:
Post a Comment